Material Nano Fluoresensi Baru Dapat Ungkap Sidik Jari Lama Dalam Terobosan CSI
Tekno & SainsNewsHot

Foto: reuters

Jakarta, tvrijakartanews - Nanomaterial fluoresensi baru dapat membantu ilmuwan forensik mengungkap sidik jari yang sebelumnya tidak terlihat termasuk dari kasus-kasus yang sudah lama tidak terungkap. Penemuan ini sedang menjalani evaluasi di Inggris.

Para peneliti di Universitas Leicester mengatakan, pendebuan sidik jari menggunakan nanopartikel. Dibandingkan bubuk besar tradisional, nanopartikel lebih banyak detail yang dapat ditangkap dan lebih sedikit residu dari pendonor sidik jari yang dibutuhkan partikel untuk menempel. Hal ini berpotensi mengungkap identitas pembuat sidik jari bahkan mungkin bertahun-tahun kemudian.

"Harapan kami adalah kami bisa mendapatkan sidik jari yang tidak bisa didapatkan dari bubuk yang ada saat ini," kata Nick Ross, mahasiswa doktoral bidang kimia yang tengah membandingkan kinerja material baru tersebut dengan standar forensik Inggris pada berbagai permukaan, dikutip dari Reuters (16/9).

Bahan baru tersebut, yang diberi nama MCM-41@Ch@DnsGly, terdiri dari nanopartikel silika, pewarna fluoresensi, dan kitosan, yang dapat diperoleh dari bubuk cangkang udang, kepiting, atau lobster. Ini adalah hasil kolaborasi antara Universitas Federal Alagoas dan Kepolisian Federal di Brasil, sinkrotron nasional Inggris, Diamond Light Source, dan Sekolah Kimia Universitas Leicester.

"Tentu saja ada pertanyaan menarik tentang seberapa kuno, jika Anda mau, bukti yang dapat kita periksa dengan cara ini. Jadi, bisakah kita kembali dan mengunjungi kasus-kasus yang belum terpecahkan? Saya cukup optimis tentang hal ini," kata Robert Hillman, Profesor Kimia Fisik.

Penjahat sering kali menghapus sidik jari yang terlihat, jadi bubuk hibrida baru ini bertujuan untuk memvisualisasikan bekas jari laten yang tertinggal di tempat kejadian perkara, yang tidak terlihat oleh mata telanjang.

"Jika sistem TI Anda tidak berfungsi dengan baik, saat Anda melakukan panggilan daring, gambar wajah akan menjadi sangat berpiksel. Anda akan melihat sejumlah kecil piksel, sehingga Anda tidak dapat melihat detailnya," kata Profesor Hillman.

"Bayangkan piksel seperti ukuran bubuk. Dengan nanopartikel, kita memiliki partikel yang sangat kecil, piksel yang sangat kecil, sehingga Anda bisa mendapatkan detail yang sangat halus, gambar dengan fidelitas yang sangat tinggi," lanjutnya.

Sidik jari sebagian besar terbuat dari air, dalam bentuk keringat dan minyak alami dan dapat menguap dalam kondisi tertentu, sehingga hanya meninggalkan sedikit bukti. Pengujian pada material baru ini menunjukkan bahwa material ini menempel pada residu pada berbagai permukaan, termasuk logam, plastik, kaca, dan objek yang lebih kompleks seperti uang kertas polimer.

Penambahan fluoresensi akan semakin meningkatkan kontras visual antara sidik jari dan permukaan tempat sidik jari ditemukan, serta memungkinkan bukti dikumpulkan lebih cepat di tempat kejadian perkara, daripada di laboratorium.

Sekarang, lebih dari satu abad setelah penerimaan sidik jari secara luas di pengadilan di seluruh dunia. Penelitian yang diterbitkan oleh Royal Society of Chemistry ini, dapat segera mengungkap bukti penting yang hingga kini tetap tidak terlihat.